HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal.
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi. Tahap Pertama, tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun, pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua, umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh, penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain. Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga, daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS. Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari, merasa lelah setiap saat, sulit bernapas. Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama, terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina. Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang, hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis. (DINKES/Dogiyai)